Beranda | Artikel
Terbitnya Matahari Dari Barat
Rabu, 10 Januari 2018

Khutbah Pertama:

إنَّ الحمد لله ؛ نحمدُه ونستعينُه ونستغفره ونتوب إليه ، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا ، من يهدِه الله فلا مضلَّ له ، ومن يضلِل فلا هادي له ، وأشهدُ أن لا إله إلا اللهُ وحده لا شريك له ، وأشهد أنَّ محمداً عبدُه ورسوله ؛ صلى الله وسلَّم عليه وعلى آله وصحبه أجمعين .

أما بعد أيها المؤمنين عباد الله : اتقوا الله تعالى ، وراقبوه سبحانه مراقبة من يعلم أن ربَّه يسمعُه ويراه ، وتقوى الله جل وعلا هي خير زادٍ يبلِّغ إلى رضوان الله .

Ayyuhal mukminun,

Sesungguhnya matahari dan rembulan adalah dua tanda besar atas kekuasaan Allah. Keduanya menunjukkan kesempurnaan dan kehebatan ciptaan-Nya. Peredaran mereka berjalan sesuai ketentuan Sang Raja semesta alam, Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,

وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْنِ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ

“Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.” [Quran Ibrahim: 33].

Dalam firman-Nya yang lain:

الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ

“Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.” [Quran Ar-Rahman: 5].

Firman-Nya juga:

وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى

“Dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan.” [Quran Az-Zumar: 5].

Dan firman-Nya:

وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

“dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” [Quran Yasin: 38].

Dan masih banyak lagi ayat yang semakna dengan ayat-ayat di atas. Matahari dan bulan, keduanya bergerak, berjalan di garis edar masing-masing. Tentu peredaran mereka berdasarkan pengaturan Allah dan ketundukan mereka kepada Allah Rabbul ‘alamin. Keduanya merupakan tanda kekuasaan Allah. Tanda kekuasaan yang hebat dan sempurna.

Ayyuhal mukminun,

Matahari dan bulan keduanya tunduk kepada Allah. Keduanya bertasbih dan memuji Allah. Keduanya bersujud tunduk dan merendah kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُ وَمَنْ يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُكْرِمٍ

“Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya.” [Quran Al-Hajj: 18]

Ayyuhal mukminun,

Matahari berjalan di garis edarnya dengan teratur. Setiap hari, ia sujud kepada Allah dengan cara sujudnya tersendiri. Karena sesungguhnya, setiap makhluk memiliki tata cara sujud tersendiri. Ia bersujud setiap hari, demikian pula ia meminta izin setiap hari untuk terbit dari timur. Sampai tiba suatu hari, ia meminta izin untuk terbit dari timur, tapi tidak diizinkan lagi. Sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Dzar radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya saat matahari terbenam.

((أَتَدْرِي أَيْنَ تَذْهَبُ؟)) قُلْتُ: «اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ» ، قَالَ: ((تَذْهَبُ حَتَّى تَسْجُدَ تَحْتَ العَرْشِ، فَتَسْتَأْذِنَ فَيُؤْذَنُ لَهَا ، وَيُوشِكُ أَنْ تَسْجُدَ فَلاَ يُقْبَلَ مِنْهَا، وَتَسْتَأْذِنَ فَلاَ يُؤْذَنَ لَهَا ، يُقَالُ لَهَا: ارْجِعِي مِنْ حَيْثُ جِئْتِ، فَتَطْلُعُ مِنْ مَغْرِبِهَا، فَذَلِكَ قَوْلُهُ تَعَالَى: {وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ العَزِيزِ العَلِيمِ} [يس: 38] )) .

“Tahukah engkau kemana ia pergi?” Aku (Abu Dzar) menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau bersabda, “Ia pergi hingga bersujud di bawah Arsy. Kemudian ia meminta izin, dan diizinkan. Dan hampir saja tiba waktunya, ia bersujud tapi sujudnya tidak diterima. Ia minta izin tapi tidak diizinkan. Dikatakan kepadanya, kembalilah dari arah kamu datang maka dia terbit dari arah terbenamnya. Itulah maksud firman Allah: “Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” [Quran Yasin: 38].

Ayyuhal mukminun,

Ya, pada hari ini manusia pun terkagum ketika melihat matahari berjalan di garis edarnya dengan teratur. Kita menyaksikan orang-orang menanti di tempat terbaik untuk melihat matahari terbit. Bukankah ini bentuk kekaguman? Dan pada saatnya nanti manusia akan takjub dalam bentuk bingung dan kaget, ketika matahari terbit dari arah barat.

Terbitnya matahari dari arah barat adalah tanda besar yang pertama dari tanda-tanda besar hari kiamat. Dalam ash-Shahih terdapat riwayat dari Abdullah bin Amr radhiallahu ‘anhuma bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ أَوَّلَ الْآيَاتِ خُرُوجًا: طُلُوعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَخُرُوجُ الدَّابَّةِ عَلَى النَّاسِ ضُحًى، وَأَيُّهُمَا مَا كَانَتْ قَبْلَ صَاحِبَتِهَا فَالْأُخْرَى عَلَى إِثْرِهَا قَرِيبً

“Sesungguhnya tanda-tanda (Kiamat) yang pertama kali muncul adalah terbitnya matahari dari barat dan keluarnya binatang kepada manusia pada waktu dhuha. Mana saja yang terlebih dahulu, maka yang lainnya terjadi setelahnya dalam waktu yang dekat.” (HR. Muslim).

Ibadallah,

Ketika orang-orang melihat matahari terbit dari barat, mereka terperanjat. Mereka sadar ini adalah permasalahan serius. Mereka semua menjadi beriman. Akan tetapi beriman tatkala itu tidak lagi bermanfaat. Keimanan hanya bermanfaat bagi mereka yang beriman sebelum tanda ini muncul. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنَ الْمَغْرِبِ، فَإِذَا طَلَعَتْ، فَرَآهَا النَّـاسُ؛ آمَنُوا أَجْمَعُوْنَ، فَذَلِكَ حِيْنَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِيْ إِيْمَانِهَا خَيْرًا.

“Tidak akan terjadi Kiamat sehingga matahari terbit dari sebelah barat, jika ia telah terbit, lalu manusia menyaksikannya, maka semua orang akan beriman, ketika itu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Oleh karena itu, Allah Jalla wa ‘Ala menempatkan ayat ini di dalam Alquran sebagai ayat ancaman. Ancaman bagi orang-orang yang berpaling dari beribadah dan taat kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلَائِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا

“Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya.” [Quran Al-An’am: 158]

Ibadallah,

Karena itulah, beliau sang penasihat yang terpercaya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, menasihati umatnya agar bersegera dalam beramal shaleh dan mengerjakan ketaatan. Sebelum datang masa-masa yang amal shaleh di waktu tersebut tidak diterima dan tidak bermanfaat lagi. Dalam Shahih Muslim, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ سِتًّا: طُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، أَوِ الدُّخَانَ، أَوِ الدَّجَّالَ، أَوِ الدَّابَّةَ، أَوْ خَاصَّةَ أَحَدِكُمْ أَوْ أَمْرَ الْعَامَّةِ

“Bersegeralah kalian dalam beramal (sebelum datang) enam hal: terbitnya matahari dari barat, asap, Dajjal, binatang, sesuatu yang khusus untuk kalian (kematian), atau masalah yang umum (hari Kiamat).”

Ibadallah,

Wajib bagi orang-orang yang beriman untuk menasihati diri mereka sendiri agar segera bertaubat sebelum taubat itu tak berarti. Segera memperbaiki diri dengan amal shaleh. Sebelum terhalangi dan ia merasa benar-benar rugi. Hendaklah seorang mukmin itu melihat masa depan yang lebih jauh. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” [Quran Al-Hasyr: 18]

نسأل الله جل في علاه أن يصلح أحوالنا أجمعين ، وأن يرزقنا التوبة النصوح ، وأن يهدينا لسديد الأقوال وصالح الأعمال ، وأن لا يكلنا إلى أنفسنا طرفة عين؛ إنه تبارك وتعالى سميع الدعاء وهو أهل الرجاء وهو حسبنا ونعم الوكيل.

Khutbah Kedua:

الحمد لله كثيرا ، وأشهد أن لا إله إلا اللهُ وحده لا شريك له ، وأشهد أنَّ محمداً عبده ورسوله ؛ صلى الله وسلَّم عليه وعلى آله وصحبه أجمعين . أمَّا بعد عباد الله : اتّقوا الله تعالى .

Ibadallah,

Pada khotbah pertama, khotib telah menjelaskan keadaan matahari dan bulan di dunia ini. Adapun di akhirat, keduanya memiliki keadaan dan kisah yang berbeda tatkala di dunia. Di akhirat, matahari dan bulan Allah masukkan ke dalam neraka. Kabar tentang hal ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam Shahihnya bahwasanya Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الشَّمْسُ وَالقَمَرُ مُكَوَّرَانِ يَوْمَ القِيَامَ

“Matahari dan bulan akan digulung pada hari kiamat.” (HR. Bukhari).

Ada riwayat lain yang menambah “digulung di neraka”.

Keduanya dimasukkan ke dalam neraka bukan karena berdosa dan diadzab. Akan tetapi Allah ingin membuat para penyembah matahari dan bulan semakin bersedih dan hancur hati mereka. Dzat yang dulu mereka sembah selain Allah ternyata tak memiliki kemampuan di sisi Allah. Sehingga mereka semakin menyesal dan bersedih, mengapa dulu meninggalkan Allah dan memilih menyembah matahari dan bulan.

Kita memohon kepada Allah Azza wa Jalla agar melindungi kita dari adzab neraka. Dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang diselamatkan dari neraka dan dimasukkan ke seurga yang penuh kenikmatan.

اللهم إنا نسألك الجنة يا حي يا قيوم يا ذا الجلال والإكرام .

وصلُّوا وسلِّموا – رعاكم الله – على محمد بن عبد الله كما أمركم الله بذلك في كتابه فقال : ﴿ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً﴾ [الأحزاب:٥٦] ، وقال صلى الله عليه وسلم : (( مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا)) .

اللهم صلِّ على محمدٍ وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميدٌ مجيد ، وبارك على محمدٍ وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميدٌ مجيد ، وارض اللهم عن الخلفاء الراشدين ؛ أبي بكرٍ وعمرَ وعثمان وعلي ، وارض اللهم عن الصحابة والتابعين ومن تبعهم بإحسانٍ إلى يوم الدين ، وعنَّا معهم بمنِّك وكرمك يا أكرم الأكرمين .

اللهم أعزَّ الإسلام والمسلمين ، اللهم انصر من نصر دينك وكتابك وسنَّة نبيك محمدٍ صلى الله عليه وسلم ، اللهم انصر إخواننا المسلمين المستضعفين في كل مكان ، اللهم كُن لهم ناصرًا ومُعينا وحافظًا ومؤيِّدا . اللهم آمنَّا في أوطاننا، وأصلح أئمتنا وولاة أمورنا ، اللهم وفِّق ولي أمرنا لهداك ، اللهم سدِّده في أقواله وأعماله ، اللهم وفِّقه وولي عهده لما تحبه وترضاه من سديد الأقوال وصالح الأعمال .

اللهم آتِ نفوسنا تقواها ، زكها أنت خير من زكاها ، أنت وليُّها ومولاها ، اللهم إنا نسألك الهدى والتقى والعفة والغنى . ربنا إنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين . اللهم اغفر لنا ذنبنا كله ؛ دِقَّه وجلَّه ، أوله وآخره ، علانيته وسرَّه . اللهم اغفر لنا ما قدَّمنا وما أخرنا وما أسررنا وما أعلنا وما أنت أعلم به منا . اللهم اغفر لنا ولوالدينا وللمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات. اللهم أعطنا ولا تحرمنا ، وزِدنا ولا تنقصنا ، وآثرنا ولا تؤثر علينا . ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار .

وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين .

Oleh tim KhotbahJumat.com
Artikel www.KhotbahJumat.com

Print Friendly, PDF & Email

Artikel asli: https://khotbahjumat.com/4928-terbitnya-matahari-dari-barat.html